Semalam saya dan beberapa teman membicaran tentang pembubaran diskusi tentang kebenaran sejarah 65 yang diadakan oleh YLBHI. Berita yang beredar pada khalayak dan sampai viral ialah diskusi yang diadakan oleh YLBHI yang mengangkat tema tentang mengungkap kebenaran sejarah 65 dan acara itu harus dibubarkan. Terkait pembubaran masih simpang siur kenapa, Ada yang mengatakan karena mengangkat PKI, ada juga karena izin yang didapat oleh Polisi tidak kegiatan. Mana yang benar masih simpang siur. Akan tetapi saya tidak akan membicaran tentang permasalahan itu dulu. Sebelum itu saya mau berkenalan dulu dengan YLBHI.
YLBHI kepanjangan dari Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia, dari singkat tersebut temen-temen pasti sudah ada gambaran tentang apa itu YLBHI atau yayasan LBH Indonesia. Berdirinya Yayasan LBH Indonesia ini sebagaimana di kutib dalam wikipedia.org adalah untuk memberikan bantuan hukum bagi orang-orang yang tidak mampu memperjuangkan hak-haknya, terutama rakyat miskin yang digusur, di pinggirkan, di PHK, dan kesehariannya pelanggaran atas hak-hak mereka. Hemat saya lembaga ini simpul penting dalam negara demokrasi, demi terwujudnya negara yang menjunjung tinggi HAM.
Yayasan LBH berkeja dengan prinsip-prinsip penegakan demokrasi, HAM dan penegakan hukum. semasa sueharto YBLHI adalah garda terdepan dalam menentang rezim orde baru atas semua pelanggaran yang dilakukan Orde Baru terhadap rakyat pada masa itu. Untuk sekarang YBLHI lebih fokus pada bantun Hukum bagi yang buta hukum, penegakan demokrasi dan penegakan HAM.
Dari profil lembaga, apakah menunjukkan bahwa itu komunis ? saya rasa tidak, ini bukan membela atau apalah, memang jika seseorang membela suatu kebenaran pasti banyak cibiran, terkaan dari berbagai pihak terutama pihak-pihak yang menganggap musuh. Sejarah Indonesia membuktikannya, dari dipenjaranya sastrawan Indonesia seperti Pramudya Ananta Toer, dan banyak tokoh lain yang karena membela keadilan mereka terukurung bahkan sampai terbunuh.
Membicarakan tentang sejarah 65 memang sedikit mengorek luka mendalam bagi bangsa Indonesia. Saya sempat berbincang-bincang dengan juru kunci Monumen Trisula sekaligus penjaga musium Trisula, ketika itu saya menanyakan kronologis bagaimana pergerakan PKI disana. Dia menerangkan dengan hati-hati dan sambil memeringatkan bahwa membicarakan tentang sejarah PKI sama dengan mengingat lagi luka mendalam penghinatan mereka dan kekejaman mereka. Tak banyak yang beliau sampaikan akan tetapi dari sedikit yang telah dituturkan, saya memberi kesimpulan penumpasan PKI penuh misteri dan menjadi luka mendalam bagi negara, sampai-sampai ketika saya menanyakan kronologisnya, saya langsung diperingatkan.
Kembali kepada masalah pembubaran diskusi tentang sejarah 65 memang perlu disesalkan. Bagaimana tingkah sekelompok yang berdemo hingga mencoba membubarkan perdiskusian tersebut, yang mereka lakukan ialah tindakan yang mencoreng makna demokrasi sebagai mana yang dianut oleh bangsa Indonesia. Di mana negara Indonesia memberi kebebasan bagi masyarakatnya untuk berbicara, berpikir dan beraktualisasi, tanpa adanya gangguan dari orang lain.
Selain itu berita hoax lagi-lagi memakan korban, diilansir dari kompas.com yang menyebut YLBHI ialah PKI dan malah ada yang mau menyerbu sudah mencuat dari beberapa media sosial . Masyarakat yang kurang mendalami permasalahan yang ada kurang mencermati berita yang menyebar tersebut. Memang diskusi yang diadakan oleh YLBHI mengangkat sejarah 65, bukan berarti orang yang mendiskusikannya juga merupakan orang PKI. Semestinya setelah banyaknya tulisan-tulisan disurat kabar dan pemberitaan di media tentang hoax, masyarakat lebih teliti dan mendalam lagi mencerna sebuah wacana sehingga permasalahan yang belum tentu benar menjadi masalah besar hingga memakan korban.
YLBHI kepanjangan dari Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia, dari singkat tersebut temen-temen pasti sudah ada gambaran tentang apa itu YLBHI atau yayasan LBH Indonesia. Berdirinya Yayasan LBH Indonesia ini sebagaimana di kutib dalam wikipedia.org adalah untuk memberikan bantuan hukum bagi orang-orang yang tidak mampu memperjuangkan hak-haknya, terutama rakyat miskin yang digusur, di pinggirkan, di PHK, dan kesehariannya pelanggaran atas hak-hak mereka. Hemat saya lembaga ini simpul penting dalam negara demokrasi, demi terwujudnya negara yang menjunjung tinggi HAM.
Yayasan LBH berkeja dengan prinsip-prinsip penegakan demokrasi, HAM dan penegakan hukum. semasa sueharto YBLHI adalah garda terdepan dalam menentang rezim orde baru atas semua pelanggaran yang dilakukan Orde Baru terhadap rakyat pada masa itu. Untuk sekarang YBLHI lebih fokus pada bantun Hukum bagi yang buta hukum, penegakan demokrasi dan penegakan HAM.
Dari profil lembaga, apakah menunjukkan bahwa itu komunis ? saya rasa tidak, ini bukan membela atau apalah, memang jika seseorang membela suatu kebenaran pasti banyak cibiran, terkaan dari berbagai pihak terutama pihak-pihak yang menganggap musuh. Sejarah Indonesia membuktikannya, dari dipenjaranya sastrawan Indonesia seperti Pramudya Ananta Toer, dan banyak tokoh lain yang karena membela keadilan mereka terukurung bahkan sampai terbunuh.
Membicarakan tentang sejarah 65 memang sedikit mengorek luka mendalam bagi bangsa Indonesia. Saya sempat berbincang-bincang dengan juru kunci Monumen Trisula sekaligus penjaga musium Trisula, ketika itu saya menanyakan kronologis bagaimana pergerakan PKI disana. Dia menerangkan dengan hati-hati dan sambil memeringatkan bahwa membicarakan tentang sejarah PKI sama dengan mengingat lagi luka mendalam penghinatan mereka dan kekejaman mereka. Tak banyak yang beliau sampaikan akan tetapi dari sedikit yang telah dituturkan, saya memberi kesimpulan penumpasan PKI penuh misteri dan menjadi luka mendalam bagi negara, sampai-sampai ketika saya menanyakan kronologisnya, saya langsung diperingatkan.
Kembali kepada masalah pembubaran diskusi tentang sejarah 65 memang perlu disesalkan. Bagaimana tingkah sekelompok yang berdemo hingga mencoba membubarkan perdiskusian tersebut, yang mereka lakukan ialah tindakan yang mencoreng makna demokrasi sebagai mana yang dianut oleh bangsa Indonesia. Di mana negara Indonesia memberi kebebasan bagi masyarakatnya untuk berbicara, berpikir dan beraktualisasi, tanpa adanya gangguan dari orang lain.
Selain itu berita hoax lagi-lagi memakan korban, diilansir dari kompas.com yang menyebut YLBHI ialah PKI dan malah ada yang mau menyerbu sudah mencuat dari beberapa media sosial . Masyarakat yang kurang mendalami permasalahan yang ada kurang mencermati berita yang menyebar tersebut. Memang diskusi yang diadakan oleh YLBHI mengangkat sejarah 65, bukan berarti orang yang mendiskusikannya juga merupakan orang PKI. Semestinya setelah banyaknya tulisan-tulisan disurat kabar dan pemberitaan di media tentang hoax, masyarakat lebih teliti dan mendalam lagi mencerna sebuah wacana sehingga permasalahan yang belum tentu benar menjadi masalah besar hingga memakan korban.
0 komentar:
Posting Komentar